Kamis, 14 Februari 2013

Ternyata Benar Benua Atlantis Itu Indonesia

Ternyata Benar Benua Atlantis Itu Indonesia


Sebelumnya saya (Roni)  pernah menceritakan perdaban atlantis disini, dan sekarang saya mau melengkapinya kembali dengan posting sekarang, silahkan disimak deh… Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan : “Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ? Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia (?!). Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.
Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya..
Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology. Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.
Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.
Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.
Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.
Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.
Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.
Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.
Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.
Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama. Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.
Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.
Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.
Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya. Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ? Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini ?
Coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang ini.
Demikian kutipan dari Catatan Bang Ferdy Dailami Firdaus tentang Teori Santos secara ringkas. Bagi yang berminat untuk membaca lebih jelas, dapat langsung ke website Profesor Arysio Nunes Dos Santos – Atlantis The Lost Continent Finally Found http://www.atlan.org/ (badruttamamgaffas.blogspot.com)

Sabtu, 02 Februari 2013

WASIAT NABI ADAM AS


1. Jika kamu hendak berbuat sesuatu, tetapi "HATI"mu GELISAH karenanya, maka JANGANLAH kamu teruskannya.

~> Sewaktu aku memakan buah khuldi, hatiku telah bergoncang & gelisah.

2. Jika kamu hendak berbuat sesuatu, TELITILAH kesudahannya.

~> Sekiranya aku memikirkan tentang kesudahan akibat memakan buah tersebut, sudah tentu aku tidak akan memakannya.

3. Jika kamu hendak berbuat sesuatu, BERBINCANGLAH dengan orang yang arif.

~> Sekiranya aku dahulu berbincang dengan malaikat, sudah tentu diberitahukan kepadaku agar aku tidak memakan buah yang terlarang itu.

*Riwayat dalam Syarah Hadis 40
Imam Nawawi.

Basmalah, Kalimat Keramat Yang Sering Terlewat dan Terlupa Maknanya



Kalimat sederhana dan paling populer adalah kalimat basmalah atau bismillah. Meski demikian ia kalimat paling keramat dan paling agung. Bagaimana tidak, kalimat yang lafadl lengkapnya “باسم الله الرحمن الرحيم” (bismillahirrahmanirrahiim) diulang sebanyak 114 kali di dalam Al-Quran di setiap awal surat Al-Quran (kecuali di awal surat At-Taubah).

Namun sayangnya, kebanyakan kita lebih sering menganggapnya enteng, ringan dan sederhana saja. Bahkan seringan aktivitas kita terlewat tanpa mengawalinya dengan basmalah. Makan, minum, keluar rumah, dan memulai pekerjaan-pekerjaan lain tanpa basmalah. Jika diucapkannya pun seakan menjadi rutinitas tanpa pemaknaan mendalam akan maknanya.


Dalam bahasa Arab kata basmalah disebut redaksi naht yakni istilah yang diambil dari rangkaian dua kata atau lebih yang menjadi satu yakni bi-ismu-Allah agar lebih mudah diucapkan. Seperti kata orang Hadlramaut disingkat menjadi Hadlramy.

Bukan Sekadar Nama

Lafadl basmalah dengan arti lengkap “Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang” kadang juga ada yang berseloroh; “apalah arti sebuah nama.” Padahal nama adalah tanda, simbol, identitas, bahkan tak sering terkandung visi dan misi. Nama yang disandang manusia juga sering bermakna doa. Dengan nama itu sesuatu bisa dikenal dan dibedakan. Sebagian orang membanggakan namanya. Karena itu, hal pertama yang diajarkan oleh Allah kepada Adam. Karenanya, kata ism dalam bahasa Arab berasal dari dua kata bermakna tanda dan tanpak di atas (tinggi).

Nama yang disebut pun bukan nama sembarangan. Ia adalah nama “Allah”; nama dzat Tuhan yang Agung Pencipta alam raya ini dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim: nama Allah yang diambil dari kata “rahmat” yang menunjukkan melimpahnya rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya di dunia dan akhirat.

Imam Ar-Razi berkata, “Mengetahui nama harus didahului dengan mengetahui pemilik nama. Kata bi (dengan) memiliki makna “terkait langsung dengan perbuatan seseorang”. Maksudnya ketika seseorang baca basmalah maka dia mengucapkan; dengan nama Allah aku memulai mengerjakan ketaatan. Jika taawudl adalah menafikan segala keyakinan dan amal yang tidak benar, maka bismillah menetapkan keyakinan dan amaliyah yang layak. Ini akan jelas bila merenungi dan memahami semua keyakinan yang benar dan amal shalih.”

Makna Mengawali Segala Aktivitas dengan Basmalah

Membaca basmalah di awal segala pekerjaan dan aktivitas adalah wajib. Setiap mengawali membaca surat Al-Quran, kecuali surat At-Taubah, makan minmum, berpakaian, masuk keluar masjid, berkendara dan setiap aktivitas. Terutama lagi ketika hendak menyembelih hewan kurban atau sembelihan lainnya yang menjadi syarat halalnya daging sembelihan tersebut.

Meskipun hadits ‘Kullu amrin dzii baalin laa yubda’u fiihi bibismillaahi fahuwa abtar.’ “Setiap perbuatan penting yang tidak diawali dengan basmalah maka ia
terputus” dilemahkan oleh para ulama.” (Hadits ini dikeluarkan oleh Al Khathib dalam Al Jami’ (2/69,70) namun sebagian ulama meng-hasan-kannya.

Hadits lain tentang mengawali makanan, menyembelih, keluar rumah adalah hadits-hadits shahih.

Lantas apa sesungguhnya makna mengucapkan basmalah dalam setiap aktivitas? Huruf ba’ dalam kata bismillah memiliki dua makna; lil mushohabah (penyertaan) dan lil isti’anah (meminta tolong). Syekh Utsaimin menambahkan, ada makna tawassul dan juga memohon keberkahan.

Selain itu, jika seseorang mengatakan “atas nama rakyat, saya ….” maknanya bisa bermakna otoritas dan kekuatan atau mewakili.

Berdasarkan hal di atas, para ulama meringkas basmalah memiliki makna-makna sebagai berikut:

1. Bismillah adalah deklarasi tawakal seorang mukmin kepada Allah.

Dengan bismilllah, seseorang harus mengembalikan tauhidnya dengan bertawakal penuh kepada Allah dalam segala masalah. Karena itu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika seseorang keluar rumah dan membaca “bismillahi tawakkaltu alallahi laa haula wala quwwata illa billah” maka dikatakan kepadanya, “Cukuplah (bagimu Allah), engkau mendapat petunjuk, engkau terjaga dan tercukupi.” (HR. Nasai dan Baihaqi)

2. Bismillah adalah deklarasi keimanannya bahwa kehendak Allah di atas segalanya.

Ia harus menghadirkan keyakinan penuhnya bahwa manusia hanya berusaha sementara yang menentukan segala urusan adalah Allah.

3. Menyertakan dzikrullah Allah dalam setiap aktivitas.

Bismillah adalah dzikir seorang mukmin. Setiap setiap aktivitas tak boleh lepas dari mengingat Allah. Dengan demikian, aktivitas itu meski bersifat dunia tetap akan bernilai ibadah.

4. Mengingatkan perjanjian hamba kepada-Nya agar selalu taat.

Saat seseorang mengatasnamakan Allah dalam aktivitasnya, maka ia sadar bahwa dia memiliki janji yang pernah diikrarkan untuk selalu taat dan tidak keluar dari tauhid.

5. Merasakan kebersamaan Allah.

Dengan bismillah, seorang mukmin selalu merasa diawasi oleh Allah. Bila dalam rangka kebaikan maka Allah akan menolongnya. Jika menyimpang maka Allah akan dihindarkan dari keberkahan.

6. Menyadari alam raya ini satu kesatuan hamba Allah.

7. Menyadari nikmat Allah kepada hambanya dan mengakui rahmat-Nya.

8. Memohon berkah selalu dalam setiap aktivitas.

9. Menyatakan kebutuhan kepada Allah yang Maha Kuasa.

10. Memuji Allah yang Maha Sempurna dengan nama dan sifat-Nya.

11. Merasakan kemahakuasaan Allah.

12. Jika diawali dengan nama Allah mengharuskan diakhiri dengan memuji Allah.

Keajaiban Basmalah

Konon dalam sebuah penelitian, bacaan basmalah bukan hanya berpengaruh kepada manusia saja namun juga kepada benda di dekatnya, terutama air. Gelombang suara mempengaruhi susunan air dan ia mampu menyimpan informasi dari gelombang suara yang dibacakan. Untuk selanjuta air yang dibacakan itu jika diminum akan memberikan efek positif dan mengobati orang yang meminumnya.

Karenanya, seharusnya seseorang yang hendak melakukan aktivitas sejenak memejamkan mata, membaca bismillahirrahmanirrahim dan menghadirkan makna-makna-Nya yang agung dalam dirinya. Wallahu a’lam bishawab. (Ahmad Tarmudli)